Oleh: Abdurahman Hoda (Ketua STPK Banau)
Ternate, – Peresmian prasasti peringatan “Theory of Natural Selection” Alfred Russel Wallace di desa dodinga kabupaten Halmahera Barat yang telah dilakukan pada Sabtu, 5 Oktober 2024 sepertinya kalah gaungnya saat pelaksanaan pra symposium “Letter From Ternate” sekaligus peletakan batu pertama (dan yang terakhir) monument Wallace di bulan Desember 2008 silam. saat itu Kota Ternate dipimpin Almarhum Syamsir Andili. Bukan cuma monument yang akan dibangun pada saat itu, sebuah jalan yang telah diabadikan dengan nama Alfred Russel Wallace, dengan Surat Keputusan Walikota atas rekomendasi DPRD Kota Ternate kini tinggal kenangan.
“Letter from Ternate”adalah sebuah sejarah dengan agenda global bagi Ilmu Pengetahuan. Kalau kita bangsa yang besar, tentu tidak akan meninggalkan sejarah begitu saja. Kedatangan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Asean dan Timur Leste, Mr Dominic Jermey CVO, OBE, Wallace great-grandsom, Willian Bill Wallace dan Dr. George Becalloni Ke Maluku Utara dan Halmahera Barat yang didampingi penjabat Gubernur H. Syamsudin Abdul Kadir dan disambut pejabat Bupati Halmaher Barat Bapak Dheni Tjan dalam peresmian prasasti “Theory of Natutral Selection” tentu saja ingin mengingatkan kita kembali (mengusir lupa) bahwa daerah ini punya sejarah penting dalam hal pengembangan Ilmu Pengetahuan Biologi khususnya Biogeografi.
Lebih dari 160 Tahun lalu Alfred Russel Wallace dari Ternate mengirim surat kepada koleganya Charles Robert Darwin dengan dilampiri makalah berjudul On the Tendency of Varities to Depart Indefinitely from the Orginal Type, sebuah makalah yang mengekspresikan pemikirannya mengenai proses seleksi alam (natural selection) dalam mempertahankan suatu spesies di alam. Spesies/jenis yang mampu bertahan disebutnya sebagai hasil Survival of the Fitest. Makalahnya ini disusun dan di tulis di Ternate, hasil petualangannya di Halmahera dengan perjalananya yang pertama di Jailolo (Halmahera Barat).
Dalam bukunya The Malay Archipelago yang terbit tahun 1869, Wallace menulis bahwa ada dua tempat yang memberikan kesan yang luar biasa baginya sehingga melahirkan Letter from Ternate, salah satunya adalah Jailolo (Halmahera Barat). Jailolo merupakan tempat yang sangat special baginya, sehingga Ia mengunjungi pulau ini sampai dua kali, karena daerah ini sangat spesial dengan jenis-jenis faunanya.
Di Jailolo, Wallace menemukan kawanan burung parkit berekor panjang berwarna hijau, merah dn biru, disini ia menemukaan banyak jenis burung endemic yang berbeda dengan hewan sejenis yang terdapat di papua, Seram Selatan dan Sulawesi. Ketika melakukan petualangan ke Halmahera inilah, Wallace menemukan Burung Bidadari Halmahera (Semioptera wallaci), yakni sejenis cendrawasih berukuran sedang sekitar 28 cm berwarna coklat zaitun, saat ini satwa yang menarik ini diabadikan pada logo STPK Banau Halbar.
Burung Bidadari Halmahera ini ketika dievaluasi, karena umum ditemukan di rentang habitatnya yang terbatas mssuk dalam kategori beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendiks II. Museum Inggris menamai jenis ini, Alfred Russel Wallace, sebagai penghormatan orang Eropa pertama yang menemukan burung ini pada tahun 1958.
Di Akhir tulisan ini, tidak bermaksud yang lain, saya ingin berikan apresiasi kepada dua penjabat Gubernur dan Bupati Halmahera Barat yang turut memberikan perhatian dan komitmennya dengan memberikan sambutan bahwa Alfred Russel Wallace adalah bapak Biogeografi yang memiliki nama besar dalam khazanah Ilmu Pengetahuan Dunia, Dia adalah merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia khususnya Maluku Utara, karena bangsa yang besar, adalah bangsa yang selalu menghargai sejarah. Semoga.